TEMPO.CO, Jakarta - Buat orang tua yang senang atau bangga memberikan gawai untuk permainan anak, ada baiknya menyimak pendapat pakar berikut. Spesialis anak DR. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K) mengatakan anak di bawah umur lima tahun (balita) yang cenderung terpapar atau bermain dengan gawai akan mempengaruhi stimulasi tumbuh kembang anak tidak optimal.
"Prinsipnya, tumbuh kembang harus optimal tidak hanya satu sisi tapi seluruh aspek tumbuh berkembang itu harus terstimulasi dengan baik," katanya.
Meita, dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, menuturkan stimulasi merupakan interaksi dua arah sementara bermain dengan gawai hanya bersifat satu arah sehingga tidak ada rangsangan optimal yang menyebabkan interaksi atau gerakan motorik seluruh tubuh untuk tumbuh kembang anak.
Artikel terkait:
Saran KPAI untuk Mengurangi Kecanduan Anak pada Gawai
Dengan lama terpapar gawai, anak-anak mendapat stimulasi yang tidak optimal dan tidak tepat. Mereka hanya fokus pada gerakan mata yang terus tertuju pada layar gawai sehingga perkembangan motorik tidak terangsang dengan baik serta berdampak buruk pada hubungan emosi sosial.
Baca Juga:
"Jangan biarkan anak main gawai sendiri," tuturnya.
Dia menekankan interaksi balita atau anak-anak dengan ibu dan orang di sekitar akan memberikan stimulasi positif bagi tumbuh kembang anak dan input pembelajaran yang jauh lebih positif, seperti mengajak anak berdialog untuk mengenal sesuatu dari gambar.
Dia berharap para orang tua akan lebih berinteraksi aktif dengan anak-anak daripada membiarkan anak-anak mereka bermain atau hanya fokus pada gawai. Apalagi, anak-anak rentan terpapar tayangan atau konten negatif yang tersebar di dunia maya yang mudah diakses dari gawai mereka.
Baca juga:
Jaga Anak Tetap Waras Menghadapi Serbuan Teknologi dan Gawai